Thursday, November 29, 2012

Angka 7 dalam ciptaan-ciptaan Allah SWT


Assalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh..

1. LANGIT
Allah cipta Langit 7 lapisan dan wujud 7 Bintang besar, perkara ini disebut dalam Surah An-Naba’ ayat 12.

2. BUMI
 Allah Cipta Bumi 7 lapisan dalam Hadits ada diriwayatkan:
• Lapis ke-7 dihuni Malaikat
• Lapis ke-6 dihuni Iblis dan Pembantunya
• Lapis ke-5 dihuni Syaitan-Syaitan
• Lapis ke-4 dihuni Ular-ular
• Lapis ke-3 dihuni Kalajengking
• Lapis ke-2 dihuni Jin-jin
• Lapis ke-1 dihuni Manusia

3. SYURGA & NERAKA
Allah ciptakan Syurga dan Neraka 7 lapisan. Setiap lapisannya untuk Umat Manusia menurut amal ibadah kepada Allah. Semakin baik amalannya, maka semakin baik kedudukannya.
Tetapi sebaliknya jika berada di Neraka Jahanam.

4. AL-QUR’AN
Dalam Al-Qur’an. Wujud 7 Surah Panjang yaitu: Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maidah, An-Nisaa’, Al-An’aam, Al-Anfa’al atau At-Taubah.

5. JASAD
Tujuh Anggota penting Tubuh: 2 Tangan, 2 Kaki, 2 Lutut, 1 wajah untuk tujuan beribadah kepada Allah dengan susunan yang unik.

6. UMUR
Allah hiasi Umur Manusia 7 Peringkat seperti: Masa Setitik Darah, Masa Kandungan, Masa Bayi, Masa Kanak-kanak, Masa Remaja, Masa Dewasa dan Masa Tua.

7. TANAH BESAR
Muka Bumi Allah bagikan kepada 7 Bagian Besar dan dalam setiap bagian Wujud jenis-jenis Manusia yang berlainan Bangsa dan Agamanya.



Monday, November 12, 2012

DUNIAWI



- Yang Singkat Itu "WAKTU".
- Yang Menipu Itu "DUNIA".
- Yang Dekat Itu "KEMATIAN".
- Yang Besar Itu "HAWA NAFSU".
- Yang Berat Itu "AMANAH"
- Yang Sulit Itu "IKHLAS".
- Yang Mudah Itu "BERBUAT DOSA".
- Yang Susah Itu "SABAR".
- Yang Sering Lupa Itu "BERSYUKUR".
- Yang Membakar Amal Itu "GHIBAH".
- Yang Mendorong Ke Neraka Itu "LIDAH".
- Yang Berharga Itu "IMAN".
- Yang Menenteramkan Hati Itu ''BERDZIKIR".
- Yang Ditunggu Allah Swt. Itu "TAUBAT"

- Setujuu... ??


Saturday, November 10, 2012

~ HIDUP ITU INDAH ~




Hidup bukanlah satu tujuan.
Melainkan perjalanan awal.
Nikmatilah...

Hidup adalah tantangan.
Hadapilah...

Hidup adalah anugerah.
Terimalah...


Hidup adalah pertandingan.
Menangkanlah...

Hidup adalah tugas.
Selesaikanlah...

Hidup adalah cita-cita.
Capailah...

Hidup adalah misteri.
Singkapkanlah...

Hidup adalah kesempatan.
Ambilah...

Hidup ada Lagu.
Senandungkanlah...

Hidup adalah janji.
Penuhilah...

Hidup adalah keindahan.
Bersyukurlah...

Hidup adalah teka-teki.
Pecahkanlah...

Hidup adalah Ibadah.
Kerjakanlah...

Satu hal yang membuat kita bahagia adalah Cinta-Nya.
Dan satu hal yang membuat kita dewasa adalah Ujian-Nya.

Bahagialah dengan apa yang kita peroleh, 
menerima apa adanya pemberian Allah, 
tinggalkanlah mimpi yang tidak sesuai dengan yang kita usahakan dan di luar kemampuan kita.

WaLLahua'lam.

Insya Allah.
Semangat ya!

Menjual Waktu dengan Pahala


“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya t
elah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-hadid: 16)

Maha Suci Allah yang menggantikan malam dengan siang dan sore pun menyongsong malam. Hari berlalu menyusun pekan. Hitungan bulan-bulan pun membentuk tahun. Tanpa terasa, pintu ajal kian menjelang. Sementara, peluang hidup tak ada siaran ulang.
Siap atau tidak, waktu pasti akan meninggalkan kita
Sejauh apa pun satu tahun ke depan jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu. Karena waktu yang berlalu, walaupun satu detik, tidak akan bisa dimanfaatkan lagi. Ia sudah jauh meninggalkan kita.
Begitu pun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Pagi ini adalah pagi ini. Kalau datang siang, ia tidak akan pernah kembali. Kalau kesempatan di pagi ini lewat, hilang sudah momentum yang bisa diambil. Karena, belum tentu kita bisa berjumpa dengan pagi esok.

Itulah yang pernah menggugah Umar bin Abdul Aziz. Suatu malam, karena sangat lelah, Umar menolak kunjungan seorang warga. “Esok pagi saja!” ucapnya spontan. Khalifah Umar berharap esok pagi ia bisa lebih segar sehingga urusan bisa diselesaikan dengan baik.

Tapi, sebuah ucapan tak terduga tiba-tiba menyentak kesadaran Khalifah kelima ini. Warga itu mengatakan, “Wahai Umar, apakah kamu yakin akan tetap hidup esok pagi?” Deg. Umar pun langsung beristighfar. Saat itu juga, ia menerima kunjungan warga itu.
Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.” (Al-Ashr: 1-2)

Siap atau tidak, jatah waktu kita terus berkurang Ketika seseorang sedang merayakan hari ulang tahun, sebenarnya ia sedang merayakan berkurangnya jatah usia. Umurnya sudah berkurang satu tahun. Atau, hari kematiannya lebih dekat satu tahun. Dalam skala yang lebih luas, pergantian tahun adalah berarti berkurangnya umur dunia. Atau, hari kiamat lebih dekat satu tahun dibanding tahun lalu.

Ketika jatah-jatah waktu itu terus berkurang, peluang kita semakin sedikit. Biasanya, penyesalan datang belakangan. “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 23-24)
Tak banyak yang sadar, begitu banyak peluang menghilang
Kadang, seseorang menganggap biasa mengisi hari-hari dengan santai, televisi, dan berbagai mainan. Bahkan ada yang bisa berjam-jam bersibuk-sibuk dengan video game. Sedikit pun tak muncul rasa kehilangan. Apalagi penyesalan.

Padahal kalau dihitung, amal kita akan terlihat sedikit jika dibanding dengan kesibukan rutin lain. Dengan usia tiga puluh tahun, misalnya. Selama itu, jika tiap hari seorang tidur delapan jam, ternyata ia sudah tidur selama 87.600 jam. Ini sama dengan 3.650 hari, atau selama sepuluh tahun. Dengan kata lain, selama tiga puluh tahun hidup, sepertiganya cuma habis buat tidur.
Jika orang itu menghabiskan empat jam buat nonton televisi, setidaknya, ia sudah menonton televisi selama 43.200 jam. Itu sama dengan 1.800 hari, atau lima tahun. Bayangkan, dari tiga puluh tahun hidup, lima tahun cuma habis buat nonton teve. Belum lagi urusan-urusan lain. Bisa ngobrol, curhat, ngerumpi, jalan-jalan, dan sebagainya.

Lalu, berapa banyak porsi waktunya buat ibadah? Kalau satu salat wajib menghabiskan waktu sepuluh menit, satu hari ia salat selama lima puluh menit. Ditambah zikir dan tilawah selama tiga puluh menit, ia beribadah selama delapan puluh menit per hari. Jika dikurangi sepuluh tahun karena usia kanak-kanak, ia baru beribadah selama 1.600 jam. Atau, 1,8 persen dari waktu tidur. Atau, 3,7 persen dari lama nonton teve.

Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyak waktu berlalu tanpa nilai. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3)

Tak seorang pun tahu, kapan waktunya berakhir

Tiap yang bernyawa pasti mati. Termasuk, manusia. Kalau dirata-rata, usia manusia saat ini tidak lebih dari enam puluhan tahun. Atau, setara dengan dua belas kali pemilu di Indonesia. Waktu yang begitu sedikit.

Saatnya buat orang-orang beriman memaknai waktu. Biarlah orang mengatakan waktu adalah uang. Orang beriman akan bilang, “Waktu adalah pahala!”

Sumber : http://www,dakwatuna,com/2008/menjual-waktu-dengan-pahala/

Thursday, November 8, 2012

15 harus Rutin Seorang Muslim


1. Mulailah hari dengan Alhamdulillah!

2. Dahulukan Allah, dalam setiap benda dan setiap kegiatan..

3. Tenang, dalam semua situasi..

4. Hindari rasa marah..

5. Berbagi kegembiraan, dan bersyukur kepada Allah untuk perkara itu..

6. Buat perkara baik..

7. Ambil waktu untuk merenungi kehebatan ciptaan Allah SWT..

8. Ekspresi diri kita dalam cara yang benar dan baik..

9. Ambil waktu rehat sejenak, pergi berwisata dan habiskan masa bersama keluarga..

10. Mendoakan supaya mendapat keberkahanNya..

11. Peluk ibu bapak kita..

12. Senyum selalu kepada semua orang..

13. Memaafkan, melupakan dan senyum..

14. Tidak mencari popularitas..

15. Tidak memandang rendah kepada siapa pun “Hati yang tenang dan bahagia adalah hati yang selalu mengingat ALLAH sama ada ketika senang maupun susah..

Tiada apa yang lebih penting bagi seseorang hamba yang selalu mendekatkan diri kepada TUHAN nya selain ridho, kasih dan ihsan dari pada TUHAN nya itu. 

Apa saja yang dilakukan pasti akan dikaitkan dengan Kekasih agungnya itu.

Bukan kebahagiaan dan kesenangan dunia yang dicari sebaliknya kebahagiaan dan
kesenangan di akhirat kelak.”

( Subhanallah.. Semoga Bermanfaat ¤ )


Wednesday, November 7, 2012

Munajat Doa ,,


" Ya Allah, karuniakanlah kepada kami pendamping yang dapat mententeramkan hati kami, Yang dapat mendekatkan diri kami kepada_Mu, Yang dapat mengistiqamahkan kami di jalan_Mu, Yang rela syahid di jalan_Mu "


Cinta seorang muslimah mahal harganya..
Hanya akan dilabuhkan cinta pada seseorang yang diridhoi Allah Ta'alla..
Hanya boleh dibeli dengan sebuah mitsaqan ghalizan..
Hanya dengan akad nikah yang indah..
Yang disaksikan oleh Allah dan malaikat-malaikat_Nya, keluarga, dan sahabat..

Wanita dicipta bukan untuk dikagumi banyak lelaki..
Tapi untuk seorang lelaki bernama" SUAMI'
Mengarungi bahtera keluarga dengan doa..

" Ya Allah.. Engkau jadikanlah rumah tangga kami kelak syurga sebelum syurga Sebenarnya..
Ya ALLAH.. Jadikanlah rumahku masjid_Mu untuk mengingat_Mu..Sumber ilham dan ilmu..Sumber ketenangan..
" Ya Allah..Engkau jadikanlah keluargaku tapak perjuanganku..

Aamiin..